November 10, 2015

Istimewanya Bulan Muharram

Bulan Muharam ditandai dengan Tahun Baru dimana umat Islam merayakannya dengan hal-hal yang baik tentunya, kajian misalnya, baca Al Qur'an dan lain sebagainnya. 


Tidak terasa begitu cepat Bulan Muharram datang lagi, serasa baru kemaren bulan yang mulia itu datang. Tentunya kita sebagai umat Islam yang baik harus menjadikan tahun baru Islam ini sebagai motivasi untuk menjadikan kita lebih baik kedepannya. Me-List kegiatan selama setahun kedepan, mimpi-mimpi selama setahun kedepan. Yang tentunya inti dari semua itu adalah selama setahun kedepan kita harus bisa jauh lebih baik daripada tahun kemaren.

Mari kita mengkaji lebih dalam tentang kebaikan dibulan Muharram, keistimewaan, kemuliaan, dan sejarahnya.

1. Sejarah Penentuan Bulan Hijriyah
Kalender Hijriyah telah dimulai sejak masa Umar bin Khatab, ketika beliau mengumpulkan para sahabatnya untuk bermusyawarah kapan dimulainya tahun baru Islam?

Ada yang berpendapat, “Dimulai dari lahirnya Rasulullah ”, sebagian lagi mengatakan, “Dimulai dari diutusnya beliau ”, yang lain mengatakan, “Dimulai dari hijrahnya Rasulullah ”, yang lain mengatakan, “Dimulai dari meninggalnya beliau ”. Namun kemudian Umar memilih untuk dimulai tahun baru Islam dari hijrahnya Rasulullah , karena memiliki beberapa pertimbangan : 
1) Hijrah membedakan antara yang hak dan yang batil, 
2) Hijrah merupakan awal membangun kekuatan umat Islam, 
3) Hijrah merupakan awal pembentukan negri Islam dengan kekuasaan yang berdiri sendiri.

Singkat cerita Umar, Utsman dan Ali sepakat bulan Muharram adalah awal dari tahun baru Hijriyah, dimana Rasulullah membai’at orang-orang Anshar untuk hijrah dan bai’at ini merupakan muqodimah dari hijrahnya Rasulullah.

2. Kemuliaan Bulan Muharram
Firman Allah :"yakni bulan-bulan yang dimuliakan karena berbuat dosa pada bulan-bulan itu lebih besar dan lebih jelas dari bulan-bulan yang lain, sebagaimana maksiat di tanah haram juga akan berlipat dosanya, seperti firman Allah,”Dan siapa yang bermaksud di dalamnya malakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebahagian siksa yang pedih.” (QS. Al-Hajj: 25)

3. Sunnah Rasulullah di bulan Ramadhan
“Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah bulan Allah yakni Muharram.” (HR Muslim)
Jadi disunnahkan berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Karena pada tanggal itu kaum Nasrani dan Yahudi maka Rasulullah juga memerintahkan tanggal 9 Muharram untuk berpuasa sebagai pembeda. (almadinah.or.id)

4. Kejadian-kejadian pada bulan Muharram
• Allah SWT pertama kali menciptakan alam semesta.
• Allah SWT menciptakan Nabi Adam AS.
• Nabi Adam AS bertaubat kepada Allah SWT dan diterima oleh-Nya.
• Allah SWT mengangkat Nabi Idris AS ke langit.
• Allah SWT menyelamatkan Nabi Nuh AS dan kaumnya dari banjir selama 6 bulan 10 hari.
• Nabi Ibrahim AS lahir di muka bumi.
• Allah SWT menerima taubat Nabi Ibrahim AS.
• Allah SWT menyelamatkan Nabi Ibrahim AS dari pembakaran oleh raja zalim Namrud.
• Allah SWT menurunkan Kitab Taurat kepada Nabi Musa AS.
• Nabi Yusuf AS diselamatkan Allah SWT dari sumur tua di padang pasir. Nabi Yusuf dibuang ke sumur oleh para saudaranya yang sangat jahat padanya.
• Nabi Yusuf AS dibebaskan dari penjara karena fitnah Zulaihah.
• Nabi Yakub AS disembuhkan dari penyakit butanya.
• Nabi Musa membelah Laut Merah dengan tongkatnya, untuk menyelamatkan kaumnya dari kejaran bala tentara raja Fir’aun yang biadab.
• Allah SWT menyelamatkan Nabi Yunus AS yang ditelan ikan paus besar. Nabi Yunus AS terdera 40 hari 40 malam di perut ikan paus, hingga Allah SWT mengeluarkannya dari ikan paus tersebut.
• Nabi Ayub AS disembuhkan dari penyakit super-berat yang tak tersembuhkan.
• Allah SWT mengampuni kesalahan Nabi Dawud AS.
• Allah SWT pertama kali menurunkan rahmat.
• Allah SWT pertama kali menurunkan hujan. (Sumber:alfinsungeraje.blogspot.com) 

Arti atau Makna Bulan Muharram



Bulan Muharam terdiri atas 4 huruf, yaitu min, ha, ra, mim dan yang terakhir mim.

A. Mim, ini mengandung makna tersendiri  yaitu mujahadatun nafsi memerangi hawa nafsu).
Dalam kitab syarah al-jaziri menyatakan bahwa : Nafsu jika ia menyerang maka ia laksana musuh. Dengan demikian itu maka wajib untuk memerangi nafsu ini karena  apabila  tidak dapat memerangi hawa nafsu maka  akan menjadi budak nafsu. Sebagaimana kita diserang oleh lawan maka kita wajib melawannya, karena kalau tidak melawan kita akan mejadi tawanannya.
Dalam Al-quran, Allah Swt telah telah berfirman (al-ankabut:6)
Wa man jahada painnamaa yujaahidu linafsihi innallaha laghoniyy ‘anil ‘alaminin

“artinya Barangsiapa berjuang maka sebenarnya ia berjuang  untuk melawan nafsuna sendiri”.
Nafsu ini adalah musuh  besar yang menghalangi kita menuju ke hadrot Illahi. Dan barang siapa yang dapat mengalahakan hawa nafsu maka ia tergolong orng-orang yang beruntung.
Wannafsu kathifli intuhmilhu syabba ‘ala hubbir rodhoo’i wain tapthinhu yanfatimu
artinya:

“Nafsu bagaikan anak kecil
yang jika engkau menurutinya terus-menerus,
maka ia kan terus menyusu bahkan hingga dewasa,
tetapi jika engkau menyapihnya,
maka ia bisa berhenti dan mandiri
Tingkatan nafsu itu ada tujuh: nafsu amarah, lawwamah, mulhamah, muthmainnah, rodiyah, mardhiyah dan  insanul kamil. Penulis tidak akan membahas satu persatu tentang nafsu ini, insya Allah lain kali penulis bahas.

B. Ha, Hifdzul Hurmati (menjaga kehormatan)
Syekh Abdul Qodir Jaelani dalam kitabnya tafrihul khotir dan Ahmad Sohibul Wafa tajul ‘Arifin  (pimpinan thariqot qodiriyah wannaqsabandiyah di ponpesSuryalaya tasikmalaya, dalam kitabnya miftahu shuduur , beliau mengatakan : “Barangsiapa yang menjaga kehormatan Allah, maka Allah akan menjaga kehormatannya”.
Sayyidina Ali bin Abi thalib karomallahu wajhahu : Dan sesungguhnya manusia tidak akan kufur dengan maksiat tetapi ia dapat menjad kufur dengan sebab meninggalkan kehormatannya.
Oleh karena itu menjaga kehormatan  adalah bagian yang pokok untuk mengenal kita kepada Allah Swt.

C. Ra, Rodiyallah (Ridho Allah).
Al-maidah :119, Allah berfirman :
Allah ridho kepada mereka dan mereka pun ridlo kepada-Nya, itulah kebahagian besar.
Allah mengisyaratkan  dalam al-Quran : artinya
“Seungguhnya Allah telah ridho terhadap orang-orang  mukmin ketika mereka berjanji setia kepadamu dibawah pohon. Maka Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, lalu menurunkan ketenangan atas mereka dan memberi bantuan kepada mereka dengan kemenangan yang deka (waktunya). Serta harta rampasan yang banyak dan dapat mereka ambil. Dan adalah Allah Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Istilah bai’at disini adalah talqin dzikir yaitu menanamkan kalimat tauhid, kalimat ikhlas, kalimat agung, kalimat afdhol yaitu kalimat Laa ilaaha illallaah oleh . Dan yang dimaksud “pohon” disini adalah  pohon al-Qur’an, yaitu Laa ilaaha illallaah. Hal ini bisa dilihat dari firman Allah QS.Ibrohim:24-24.
Artinya :

“Tidakah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit. pohon ini memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat”.

D. Mim, Mahabbatullah (Mencintai Allah)
Ibnu Athoilah berkata,” Tidaklah kamu mencintai sesuatu kecuali kamu menjadi hamba baginya, dan dia tidak ingin kamu menghamba kepada selain-Nya”


Rasulullah Saw bersabda:
“Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, hingga aku lebh ia cintai dari anaknya, orang tuanya, dan sekalian manusia” (HR. Ahmad sepakat juga Turmudzi, Nas’i Ibnu Majah dari Anas, Shohih)
Juga dalam Firman Allah ditegaskan : “Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mengasihimu”.( QS.Ali Imron:31)
Dalam firman yang lain (QS.Al-Hasyr:7) :
Artinya : “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka ambilah, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah”. Dirujuk dari kitab Fadhailus syuhuur karya KH.muhammad Abdul ghaust saeful al maslul dan K.H.Muhammad Zaein abidin bajul asyhab

 
close