“Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah” (Riwayat Sahih Bukhari/Muslim)
1. Berkuda
Menunggang kuda bukan hanya sebagai kesenangan. Ada seni tersendiri dalam hal ini. Seekor kuda yang keras, lincah, dan bernafsu sebenarnya mudah dikendalikan asalkan si pengunggang kuda memosisikan dirinya. Kuda tidak suka dikasari, tetapi lebih suka disayangi. Bila kita ingin kuda bergerak ke depan, janganlah memukul badannya dari belakang. Bisa-bisa Anda akan menerima tendangan maut dari kedua kakinya. Sebaliknya, kuda akan melakukan apapun yang diperintah si penunggang bila disayangi, dengan cara dibelai rambutnya dan dituntun. Begitulah kuda. Jinak tetapi juga bisa ganas. Menunggang kuda sama halnya dengan memimpin. Harus tegas, bijak, dan tidak buta arah. Sama seperti kuda yang tidak mau dibohongi, ingin disayangi, dan harus diberi contoh agar melaksanakan perintah-perintah yang diberikan, manusia pun demikian.
Maka dari itu, berkuda akan menumbuhkan jiwa kepemimpinan seseorang untuk memimpin manusia lainnya. Selain itu, berkuda sama halnya dengan mengendarai kendaraan. Pada masa sekarang ini, berkuda sama seperti mengendarai motor atau mobil. Karena di sana juga terdapat unsur pengendalian. Bila dikendarai dengan ugal-ugalan maka akan berakibat buruk juga.
Berenang akan menjadikan fisik lebih kebal. Seseorang yang berenang akan belajar bagaimana mengatur pernafasan hingga pernafasannya menjadi kuat. Dengan kuatnya pernafasan akan mempengaruhi suplai oksigen ke otak, sehingga akan membuat kerja otak lebih maksimal. Selain itu, berenang mengharuskan kita untuk bergerak. Jika tidak, maka kita akan tenggelam dan mati. Prinsip tersebut sama dengan kehidupan ini. Siapa yang selalu bergerak, baik menggerakkan pikirannya, hatinya, atau anggota badannya, dia akan bertahan hidup. Apabila seorang hafizh tidak pernah memuraja'ah hafalannya, dia akan lupa apa yang telah dihafalnya dan dia tidak menjadi hafizh lagi.
3. Memanah
Nabi Saw. pernah bersabda, “Kekuatan itu adalah memanah”. Memanah merupakan suatu cara agar terampil menguasai senjata. Tidak hanya panah saja, tetapi senjata yang lain seperti senapan atau pistol. Dengan memanah diharapkan jika terjadi sesuatu, misalnya perang, kaum muslimin sudah siap karena terbiasa menggunakan senjata. Rasulullah Saw. menegaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thabarani dengan sanad yang baik, “Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” Namun, Rasulullah berpesan agar tidak menggunakan binatangbinatang jinak sebagai sasaran latihan memanah, karena hal itu merupakan perbuatan orang Arab jahiliyah. Suatu ketika, Abdullah bin Umar melihat sekelompok manusia yang menjadikan binatang-binatang sebagai sasaran memanah, kemudian Ibnu Umar mengatakan, “Sesungguhnya Rasulullah Saw. melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran memanah.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)
Bersabda Rasulullah SAW, ” Kamu harus belajar memanah kerana memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)
ALLAH MENCINTAI MUSLIM YANG KUAT
Demikianlah Rasulullah menganjurkan kepada kita untuk berenang, memanah, dan berkuda. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah menginginkan seorang muslim itu menjadi pribadi yang kuat. Ketika seorang muslim melakukan pekerjaan yang membutuhkan banyak tenaga tidak akan mudah lelah dan tidak mudah terkena penyakit. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah Saw. yang diriwatkan oleh imam muslim, “Seorang mukminyang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.” Dengan begitu bila suatu saat terjadi perang, kaum muslimin telah siap dengan fisiknya, keterampilan menggunakan senjata dan mengendarai kendaraan.
0 comments:
Post a Comment