January 17, 2016

Islam is Peace

Pada suatu hari Syaikh Mutawali asy-Sya’rawi* bertemu dengan seorang pemuda dari kelompok garis keras, sehingga terjadilah dialog antara dirinya dengan si pemuda tersebut. Dalam dialog yang berjalan singkat itu terlihat betapa indah nan mengagumkan kepribadian sosok Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi yang tercermin dari setiap perkataanya. Kepribadian sebagai seorang muslim yang sesungguhnya yang sangat mencintai dan menghargai umat Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.


Bagaimanakah jalannya dialog tersebut? Berikut kami tuliskan kutipan dialog yang terjadi antara Syaikh Mutawalli asy-Sya’rawi dengan pemuda garis keras sebagaimana pernah diceritakan oleh beliau sendiri:

Pernah pada suatu hari, Aku berdialog dengan salah seorang pemuda dari kelompok garis keras  dan Aku bertanya kepadanya: “Apakah meledakkan tempat-tempat hiburan malam di salah satu negara yang mayoritas penduduknya umat Islam hukumnya halal ataukah haram?”,
Pemuda itu pun menjawab kepadaku: “Tentu saja hukumnya halal dan diperbolehkan untuk membunuh mereka”.
Aku bertanya lagi kepadanya: “Jika Engkau membunuh mereka yang sedang bermaksiat kepada Allah, kemana tempat mereka akan kembali?”
Pemuda itu menjawab: “Pastinya ke Neraka”.
Aku bertanya lagi kepadanya: “Kemanakah Syetan ingin membawa mereka (yang kamu bunuh dengan ledakanmu)?
Pemuda itu menjawab: ‘Pastinya Syetan berkeinginan membawa mereka masuk ke dalam Neraka?”
Lantas aku pun berkata kepadanya: “Kalau begitu, Engkau sedang bekerjasama dengan Syetan dengan satu tujuan yang sama untuk memasukkan dan menjerumuskan manusia ke dalam api Neraka!”.
Aku sebutkan kepadanya satu hadits Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam, yang mana ketika itu lewat dihadapan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam jenazah seorang Yahudi sehingga menjadikan Nabi Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam bersedih dan menangis. Maka bertanyalah para Sahabat Nabi: “Apa yang menyebabkan dirimu bersedih dan menangis duhai Rasulullah?”. Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam menjawab: “Satu jiwa telah terlepas dariku dan jiwa itu masuk ke dalam api Neraka”.
Aku pun berkata kepada pemuda itu: “Coba perhatikan perbedaan yang amat nyata antara dirimu wahai anak muda dengan diri pribadi Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam yang berusaha untuk membimbing dan menyampaikan hidayah kepada manusia serta menyelamatkan mereka dari api Neraka, sedangkan dirimu menginginkan mereka masuk ke Neraka. Engkau berada dalam satu lembah dan Kekasih Agung Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam berada pada lembah yang lain (Engkau berseberangan dengan Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam)”.
Lalu Umat siapakah Engkau hai pemuda yang sebenarnya? Umat Nabi Muhammad Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam ataukah umat Syetan?”. Sebuah hadis menyatakan;
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Adalah seorang pemuda Yahudi menjadi pelayan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu ia sakit. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguknya lalu beliau duduk di sisi kepalanya seraya mengatakan kepadanya: “Masukklah kamu ke dalam agama Islam!” Lalu ia memandang kepada bapaknya yang ada disisinya. Maka bapaknya mengatakan: “Taatilah Abu al-Qosim (Yakni Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam)”, lalu dia pun masuk Islam. Setelah itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar seraya mengatakan: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari api Neraka.” (HR. Bukhori).


Semoga ini menjadi renungan bagi kita semua khususnya umat Islam yang saat ini sedang dilanda badai fitnah akhir zaman di mana-mana, tidak terkecuali di Indonesia. Tetaplah berpegah teguh kepada para ulama yang senantiasa menjunjung tinggi risalah dakwah Rasulullah Shollallohu ‘Alaihi wa Alihi wa Shohbihi wa Sallam.

* 
Asy-Syaikh al-Imam Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi lahir pada 12 Rabi’ul Akhir 1328 H/ 15 April 1911 di Daqadus, daerah Mit Ghamir, Negeri Daqaliyyah, Mesir dan wafat Rabu 17 Juni 1998 M/22 Shafar 1419 H. Nama sebenarnya ialah Muhammad bin Mutawalli Sya’rawi Husaini yang nasab keturunan ayahnya sampai kepada Sayyidina Husain bin Ali radhiyallahu ‘anhuma. Beliau dibesarkan di kalangan keluarga petani namun kedua orang tuanya terkenal sebagai orang yang sholeh dan mulia.
Asy-Syaikh al-Imam Muhammad Mutawalli asy-Sya’rawi adalah satu dari sekian ulama dunia yang cukup berpengaruh pada abad ke-20, baik dalam bidang keagamaan, sosial, maupun politik internasional, khususnya wilayah Timur Tengah. Tidak berlebihan jika gelar Mujadid Abad ke-20 disandangkan untuk sosok Syaikh Mutawali asy-Sya’rawi.

0 comments:

Post a Comment

 
close