jika ia digunakan oleh orang baik maka ia akan membawa kemaslahatan (kebaikan) dan jika digunakan oleh orang kurang baik maka akan membawa kemudharatan (keburukan).
Mungkin kita memandang baik suatu perbuatan tanpa menyadari ada unsur-unsur dosa yang menyertainya. Khusus mengenai status atau foto bermuatan nilai ibadah ini dosa penyerta itu adalah termasuk syirik kecil yaitu sum’ah atau riya yang menghanguskan pahala dan amal pelakunya karena beramal shalih bukan karena Allah, semata-mata ingin mendapat pujian di mata manusia
Orang yang beribadah kepada Allah SWT memang sangat benar,
Tapi, alangkah baiknya jika hal tersebut ditutupi sehingga mengantisipasi adanya sifat Riya' yang muncul dengan tidak update status di jejaring sosial.
Status yang dibagi ini kadang tak kenal tempat dan waktu. Tak memisahkan mana yang penting atau tidak untuk di-share. Celakanya, hampir semua orang pengguna sosial media melakukan hal yang sama. Karena memang itulah gunanya sosial media diciptakan, yaitu untuk mem-posting apapun yang ingin mereka bagi.
Nah, untuk status atau foto yang memiliki unsur ibadah sebaiknya kita wajib waspada. Apa pasal? Bisa jadi status atau foto yang kita bagi, merupakan tipu daya dan bujukan setan yang hendak menjerumuskan kita pada dosa yang tersembunyi atau tersamarkan yaitu penyakit hati yang lazim disebut riya.
Mungkin kita memandang baik suatu perbuatan tanpa menyadari ada unsur-unsur dosa yang menyertainya. Khusus mengenai status atau foto bermuatan nilai ibadah ini dosa penyerta itu adalah termasuk syirik kecil yaitu sum’ah atau riya yang menghanguskan pahala dan amal pelakunya karena beramal shalih bukan karena Allah, semata-mata ingin mendapat pujian di mata manusia
Ri'ya termasuk syirik ashghar (kecil) karena seseorang yang melakukan riya' ini telah menyekutukan Allah dengan selainNya dalam urusan ibadah.
Keterangan beberapa hadits:
"Sesuatu yang paling aku khawatirkan menimpa kamu sekalian ialah syirik paling kecil. Maka beliau ditanya tentang itu. Beliau berkata: Riya" (HR. Ahmad)
Tanda Riya yang paling jelas adalah, dia merasa senang jika ada orang yang melihat ketaatannya. Berapa banyak orang yang ikhlas mengerjakan amal secara ikhlas dan tidak bermaksud riya dan bahkan membencinya. Dengan begitu amalnya menjadi sempurna.
Tapi jika ada orang-orang yang melihat dia merasa senang dan bahkan mendorong semangatnya, maka kesenangan ini dinamakan riya yang tersembunyi. Andaikan orang-orang tidak melihatnya, maka dia tidak merasa senang. Dari sini bisa diketahui bahwa riya itu tersembunyi di dalam hati, seperti api yang tersembunyi di dalam batu.
Jika orang-orang melihatnya, maka bisa menimbulkan kesenangannya. Kesenangan ini tidak membawanya kepada hal-hal yang dimakruhkan, tapi ia bergerak dengan gerakan yang sangat halus, lalu membangkitkannya untuk menampakkan amalnya, secara tidak langsung maupun secara langsung.
Rasulullah juga bersabda
"Amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan"
Dan ingat, tak semua manusia memandang positif apa yang kita lakukan. Bagi sebagian orang status ibadah seperti itu mungkin saja bisa jadi pengingat atau penyemangat untuk lebih giat beribadah dan dipandang sebagai seruan dalam rangka amar ma’ruf nahi munkar. Tapi bagi mereka yang berpenyakit hati, bisa saja akan menimbulkan iri, dengki, kecemburuan dan kesenjangan sosial.
Jadi, agar tak menimbulkan kemudharatan baik bagi diri kita maupun orang lain, alangkah baiknya jika status dan foto bernilai ibadah tak perlu dibagi atau diunggah. Ibadah kita yang tahu cukup Allah. Insya Allah kita terhindar dari penyakit riya atau sum’ah
Astagfirullahal 'adzim.Begitu bahaya efek Riya' sehingga kita dapat dijerumuskan dalam kesyirikanNa'udzubillahi min dzalik.
Semoga kita bisa terhindar dari sifat seperti itu. dan kita belajar terus mengikhlaskan ibadah kita, semata-mata karena Allah SWT saja.Amin
0 comments:
Post a Comment